Featured Post Today
print this page
Latest Post

Wanita Tangguh, Where Are You??

Ilustrasi (kawanimut)
Ilustrasi (kawanimut)
dakwatuna.com - Kecemasan, kekhawatiran, ketakutan, bingung, dan galau, sangat wajar dialami oleh jiwa-jiwa yang punya rasa. Iya kan?? Terutama kita kaum hawa. Karena banyak yang bilang, ‘rasa’ lebih mendominasi wanita ketimbang ‘pikiran’.  Uppss… Apa iya???!!  Sedikit nggak sepakat siih, karena kebanyakan persepsi kaum Adam yang ku tangkap tentang hal ini, jadi sedikit mendiskriminasikan kaum wanita. Mereka bilang, wanita itu kalau bicara suka nggak pakai logika… Hemm, gitu ya??? (hehe, ya iyalah… secara, bicara bukannya pakai mulut, saudaraku??  :) ). Yaah, mungkin ada benarnya sih…  ‘Rasa’ lebih mendominasi wanita ketimbang ‘pikiran’.  Makanya kebanyakan wanita kalau berbicara sering menggunakan kata-kata “pe-ra-sa-an”. Contohnya, “Perasaan, bukan aku yang salah…”, “perasaan, nggak gitu deh…”.  Biasanya sih akan berbeda kalau laki-laki yang bicara, kata-katanya jadi seperti ini, “Saya pikir, bukan saya yang salah”, “seharusnya, nggak gitu deh”. Ini membuktikan kalau laki-laki lebih senang menggunakan logika ketimbang perasaan.  (Allahualaam, itu hanya kesimpulan pribadi. Silakan berkomentar, tapi cukup dalam hati… :) )
So, menyikapi perihal ‘rasa’ di atas, jangan lupa, bahwa Allah swt juga mengaruniakan pada setiap manusia (baik laki-laki maupun perempuan) akal dan pikiran yang seharusnya bisa membatasi ruang gerak rasa. Agar rasa muncul tak melebihi batas nalar manusia.
Yaa An-Nissa, seharusnya kita bersyukur bahwa Allah swt melebihkan kita pada sisi rasa. Jangan justru melemahkan diri karena hal itu. Menjadikan posisi wanita sebagai makhluk yang patut dikasihani. Menjadikan air mata sebagai senjata pamungkas agar yang lain iba. Mungkin kita tak bisa berlari dari kenyataan, bahwa “Wanita itu perasa”, “Wanita itu sensitif”. Bagiku kata-kata itu tak ada yang salah. Aku sebagai wanita berkata ‘itu fakta!!’.
Tapi aku tetap meyakini, bahwa ketika ‘rasa’ dan ‘logika’ bersinergi dalam diri seorang wanita, itu akan menjadi kekuatan yang luar biasa yang tak bisa diungkapkan oleh kata. Yahh, “Wanita Luar Biasa” atau aku lebih senang menyebutnya “Wanita Tangguh”.
Jangan terlalu berlebihan, kawan… membayangkan ‘Wanita Tangguh’ seperti wanita perkasa. Bagiku, Wanita Tangguh adalah mereka yang memiliki sifat sekeras batu karang. Wanita tangguh memperlihatkan keberaniannya meskipun sebenarnya ia sedang merasa ketakutan.  Wanita tangguh memberikan yang terbaik kepada orang lain agar orang tersebut bahagia meski ia terluka, khususnya orang-orang yang mereka cintai.  Wanita tangguh mengetahui dengan jelas bahwa Penciptanya akan selalu menopang ketika ia lemah. Wanita tangguh memiliki iman bahwa sepanjang perjalanan hidupnya ia akan tumbuh semakin kuat. Wanita tangguh itu, tetap membawa serta kelembutan dalam tiap langkah kehidupannya, tapi ia memiliki kekuatan untuk melakukan sesuatu yang luar biasa. Tidak hanya mampu berfikir, tapi juga mampu bernegosiasi.  Wanita tangguh, tidak menjadikan air matanya sebagai simbol bahwa ia sedang rapuh, tapi ia menjadikan air matanya untuk sekadar mengekspresikan kegembiraan, kegalauan, cinta, kesepian, penderitaan dan kebanggaan, untuk kemudian mengambil kekuatan setelahnya.  Wanita tangguh mampu menyimpan kebahagiaan dengan caranya sendiri, dan ia juga mampu tersenyum bahkan saat hatinya menjerit.
Saat ini, aku merindukan wanita-wanita tangguh itu. Bahkan aku memimpikan bahwa aku adalah bagian dari mereka. Itu harapanku yang ku sampaikan sebagai doa kepada Pemilikku. Aku hanya wanita biasa yang ingin bisa setangguh Aisyah dan setegar Fatimah. Sungguh, kelak aku ingin berkumpul bersama mereka, tidak hanya di dunia tapi juga hingga ke surga.
Allahualambisawab….
0 komentar

Dy, Aku Bersama Dakwah Kampus

Ilustrasi (hudzaifah.org)
September 2010
Ilustrasi (hudzaifah.org)
dakwatuna.com - Dy, aku diajak ikut organisasi tadi. Entah, mungkin karena jilbabku agak berkibar- kibar dan rok ku serasa mau terbang saat angin kencang. Haah, si kakak manis banget lho. Apalagi si abang yang sempat kulihat sekilas setelah menyerahkan lembar yang aku gak tau apa isinya sama si kakak, cakep banget. Huaaaaa…
Aku ikut gak ya? Membayangkan kembali kakak tadi yang menemuiku. Namanya K’Nani yang satu jurusan denganku. Sebagai mahasiswa baru aku patutnya bersyukur karena ada yang perhatian samaku. Tapi jilbab dan pakaian kakak itu?? Huaaaaaa, aku mana sanggup. Jilbab yang berkibar- kibar dan rok kembang ini begitu kusayangi. Dy, help me!

Penghujung September 2010
“Shalat apa yang tasyahud akhirnya tiga kali?”
Semua peserta bingung mendengar pertanyaan kuis dari abang instruktur. Dy, aku ikut kegiatan yang ditawarin kakak kemarin. Syukur- syukur cocok, kalau gak ya cabut langsung. Hehe.
Huh, dasar. Unpredictable answer! Shalat Maghrib bagi makmum yang masbuk shalat berjamaah. Eh, tau gak Dy, aku tadi dapat doorprize lho. Pin yang gak bisa didapat semua orang. Simbolnya segitiga gitu, berkilat lagi.

November 2010
Dy, aku udah ikut mentoring beberapa kali. Tapi beberapa kali juga aku gak ikut karena kebentur sama jadwal kuliah. Tapi aku sedih karena teman- teman sekelas gak ada yang mau diajak. Jadilah aku sibuk sendiri.

Pertengahan Februari 2011
Aku jadi panitia, Dy! Ya, panitia untuk acara seperti yang ku ikuti kemarin. Aku di bidang dana. Ahh, gak tau apa yang mau dikerjakan. Tau, pas rapat kami lucu banget. Masak pake penutup gitu, gimana mau kenal teman- teman satu bidang. Ternyata bukan cuma aku yang heran, Lili juga yang dulu teman dekatku ketika kegiatan. Perkenalan nama, jurusan, dan bidang masing- masing. Nama dan nomor HP semua panitia udah ada di SK. Wah, hebat juga organisasi ini. Lalu dari seberang atau kelompok ikhwat eh ikhwan memberikan pemaparan tentang job description setiap bidang. Sepertinya itu suara abang yang kulihat sekilas itu. Haha, bayangkan dy. Suaranya aja masih terngiang-ngiang di telingaku. Astaghfirullah… Tobat, tobat.

Penghujung Maret 2011
Aku sakit, Dy. Badan dan pikiran ini rasanya pegal- pegal. (Eh, emang pikiran bisa pegal juga ya?)
Terlalu menikmati kesibukan di organisasi baruku yang lebih dikenal dengan dakwah kampus membuatku sedikit lupa akan hak- hak tubuh yang seharusnya kupenuhi. Tapi aku senang banget Dy, inbox HP dan wall FB ku penuh dengan kata- kata yang intinya adalah doa agar aku cepat sembuh. Bukan, bukan dari teman- teman sekelas. Tapi dari teman- teman di dakwah kampus. Ahh, indah benar ukhuwah ini…

Juli 2011
Liburan semester, Dy. Dan ternyata aku udah hampir 3 bulan gak ikut mentoring dan absen dari kegiatan- kegiatan dakwah kampus. Ada yang mengusik pikiranku belakangan ini. Sejak sembuh dari penyakit itu aku mulai sedikit mengurangi kegiatan di dakwah kampus. Namun tentu saja bukan karena kondisi sakit yang kuderita. Tapi ada hal lain yang membuatku merasa tidak nyaman. Yah, rasanya tidak perlu disebutkan di sini. Yang pasti jika aku terus berada di sana, masalah akan semakin besar dan bakal ada niat yang tak lagi bersih. Dengan berat, aku memutuskan untuk istirahat. Ya, bukan berhenti. Karena suatu saat nanti ketika aku sudah bisa menyelesaikan ini maka aku akan kembali bergabung. Bantu aku ya Rabb, bismillah…

November 2011
Aku merasa sangat bersalah kepada kakak mentoringku yang tiap Jum’at menghubungi. Aku dengan berbagai alasan menyatakan gak bisa ikut mentoring. Haah, aku makin jauh dari masjid, Dy. Padahal dulu aku sangat rajin ke sana, walau hanya menunggu jadwal kelas setengah jam. Aku rasanya malu kepada teman- teman dan kakak- kakak yang pastinya banyak berkumpul di masjid. Tapi tenang, Dy aku gak akan meninggalkan shalat wajibku, amalan sunnahku, dan jilbab yang udah lumayan gak besar akan tetap kujaga insya Allah.

Maret 2012
Dy, aku menangis tadi. Kenapa aku tidak bisa menyelesaikan masalah ini? Kenapa masalah sepele ini menjadi sangat rumit? Ahh, berbagai buku tentang manajemen hati sudah kubaca namun kenapa juga tidak bisa menuntaskan masalah ini? Dy, aku tidak ingin ini berlarut. Dengan malu- malu, kupenuhi ajakan K’Nani untuk ikut training lanjutan dari kegiatan yang kuikuti 2 tahun yang lalu. Alhamdulillah lulus seleksi. Dy, semoga niatku tetap terjaga.

Penghujung Mei 2012
Hei, aku menjadi pengurus dakwah kampus, Dy! Gak salah ni? Menjadi sekretaris departemen? Hahh? Departemen apa ini? Ya Rabb, aku gak menginginkan ini. Aku cukup jadi prajurit yang selalu siap untuk diperintah. Mau kubawa ke mana dakwah kampus nantinya?
Dy, aku protes tadi siang ke sana kemari. Kenapa harus aku? Kakak mentoringku hanya bilang bahwa aku pasti bisa. Lalu K’Nani hanya tersenyum. Haaaaaaaahh, aku masih ingin diperhatikan bukan memperhatikan!
Lama aku tadi termenung Dy, sempat terpikir untuk mundur. Namun aku agak berpikir dewasa, siapa yang nanti akan menjalankan ini? Maka aku berdoa kepada Allah agar diberikan pundak yang kuat untuk memikul amanah ini. Pun jika keberadaanku membuat dakwah ini jadi lebih buruk, kumohon agar aku tidak ditempatkan di sini. Dan akhirnya aku dengan ikhlas mencoba menjalankan amanah ini dengan semampuku.

September 2012
Dakwah itu merangkul, bukan memukul.
Dakwah ini mengajak, bukan mengejek.
Dakwah itu cinta.
Ahh, indah sekali kata- kata itu, Dy. Tapi kenyataan? Aku mendapati berbagai pukulan, dan menerima berbagai ejekan. Aku bahkan nyaris tidak merasakan cinta di sini. Apakah memang dakwah sudah berubah? Aku melihat semua sudah pada sibuk Dy, dan tidak ada lagi waktu bagi kami untuk sedikit bercengkerama menanyakan kabar keluarga atau kabar ibadah. Semua bahasan hanya tuntutan, ini sudah diantar? Itu sudah diundang? Proposal ini jebol? Syura’ ini di mana? Haaah… Aku rindu masa- masa dua tahun yang lalu.
Dy, apakah hadirku yang membuat keadaan berantakan begini? Dan haruskah aku mundur??

Awal November 2012
“Maju atau tergantikan”. Kata itu yang menjadi taujih Lili di daftar hadir syura’ tadi.
Aku harus memperbaiki diri, benar kan Dy?
0 komentar

Optimalisasi Peran Ibu

Ilustrasi (inet)

oleh:  Sri Kusnaeni, S. TP. ME.
Bismillahirrahmaanirrahim
Ilustrasi (inet)
dakwatuna.com - Tanggal 22 Desember, hari yang bagi bangsa Indonesia diperingati sebagai hari Ibu. Masyarakat memperingatinya dengan berbagai macam acara, yang intinya ingin memberikan kebahagiaan dan memuliakan seorang ibu. Meski, tentu saja, kewajiban membahagiakan dan memuliakan ibu bukan hanya dilakukan satu hari saja pada hari tersebut, tetapi sepanjang masa, sepanjang ruh masih ada di dalam jasad ini. Kewajiban yang dengannya Allah menjanjikan surga. Namun demikian patut kita syukuri, bahwa di hari tersebut paling tidak kita diingatkan kembali, akan posisi penting dan peran besar yang telah diperankan oleh sosok “Ibu”. Sehingga rutinitas di berbagai macam tugas yang sering membuat lupa tentang “Ibu”, disegarkan kembali.
Peran dan posisi seorang ibu, adalah peran yang sangat strategis, peran yang tidak bisa digantikan oleh siapa pun, dalam membangun umat dan peradaban. Sebuah syair yang mencoba merangkum dan mewakili makna tersebut di antaranya “Al ummu madrasatun” Ibu adalah sekolah. Sebuah lembaga pendidikan yang berkualitas, dengan segala macam sistem dan SDM yang mendukungnya, akan berhasil mencetak para pemimpin yang handal dan tangguh. Demikian juga dengan sosok Ibu. Dari hati, jiwa, perasaan, pikiran dan tangannya yang penuh ketulusan dan kasih sayang, berhasil mencetak manusia-manusia pilihan yang menjadi pemimpin di segala medan kehidupan. Tengoklah kembali perjalanan sejarah para pendahulu kita, generasi terbaik, yang harus kita jadikan tauladan. Beberapa peran yang telah secara optimal dimainkan oleh para ibu berikut ini, semoga menginspirasi kita untuk terus berikhtiar menjadi Ibu dengan segala peran pentingnya.
  1. Mempersiapkan anak menjadi pemimpin, seperti telah dilakukan oleh Aminah, ibunda Rasulullah saw. Meski usianya tidak panjang, hanya sampai usia 6 tahun Rasulullah dididik oleh beliau, tapi Aminah telah melakukan banyak hal, yang menjadi bekal penting bagi jiwa kepemimpinan Rasulullah saw di masa mendatang. Peran yang dimaksud antara lain, beliau telah memilihkan sekolah terbaik bagi anaknya, Rasulullah saw, agar memiliki kemampuan bahasa yang hebat, dengan cara menyekolahkannya di “Sekolah Halimatus sa’diyah”. Masyarakat pedalaman dengan suasana asri, memungkinkan Rasulullah kecil untuk belajar bahasa yang fasih dan santun. Di sini juga, Rasul saw belajar dan menempa diri dengan sifat-sifat kepemimpinan, melalui aktivitas menggembalakan kambing, karena keluarga Halimah memiliki banyak ternak kambing. Dari sisi jasad, suasana yang masih sejuk pun turut mendukung kesehatan Rasulullah saw menjadi prima. Demikianlah, hal ini semua, karena kepiawaian Aminah ibunda Rasulullah saw dalam mengambil keputusan dan memilihkan “sekolah” terbaik bagi anaknya.
  2. Memompa semangat anak untuk pergi berjuang, seperti telah diperankan oleh “Khansa”, ibunda para mujahid, yang syahid di perang Qadisiyah. Sejarah telah mencatat, Khansa telah membakar semangat ke lima (sebagian menulis ke empat) anaknya untuk meraih syahid. “Wahai anak-anakku, Allah telah menyiapkan pahala yang besar bagi mereka yang berjihad di jalanNYA melawan kaum kuffar, ketahuilah, negeri akhirat jauh lebih baik dan lebih kekal dari dunia fana ini” Dan benar saja, setelah di motivasi dan tentunya sejak kecil telah dididik dengan kasih sayang, semua anak-anaknya pergi ke medan jihad dan semuanya menjadi syuhada. Yang lebih menakjubkan adalah kalimat yang kemudian diucapkan oleh ibunda khansa setelah mendapat kabar kesyahidan anak-anaknya. “Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memuliakan aku dengan menjadikan anak-anakku sebagai syuhada.
  3. Menghidupkan ekonomi keluarga, sehingga keberkahan dan kebahagiaan melingkupi seluruh keluarga, seperti telah diperankan oleh Khadijah binti Khuwailid, istri Rasulullah saw. Dengan semangat dan niat ta’awun (saling membantu) dan mendukung perjuangannya suaminya (Rasulullah saw), Khadijah telah berhasil membangun perekonomian yang berkah melalui perdagangan, dengan tetap optimal mendidik anak-anaknya sehingga tumbuh menjadi pribadi yang kokoh, seperti Fatimatuzzahra, putri kesayangan Rasulullah saw, sekaligus istri Ali bin Abi Thalib, yang senantiasa sabar mendampingi Ali RA, dalam segala keterbatasan ekonominya. Khadijah pun, dalam segala kesibukan aktivitasnya berdagang dan mendidik anaknya, mampu menjalankan peran sebagai istri yang selalu menyejukkan hati suami. Pilihan yang cerdas, meraih keberkahan ekonomi keluarga, melalui perdagangan, yang lebih memungkinkan untuk bisa optimal mendidik keluarganya.
  4. Mendidik masyarakatnya, menjadi masyarakat yang cerdas dan berwawasan luas, seperti telah diperankan oleh Aisyah RA, istri Rasulullah saw, sepeninggal Khadijah binti Khuwailid. Allah karuniakan Aisyah RA akal pikiran yang sangat cerdas, beliau mampu menghafal hadits dalam jumlah ribuan. Beliau juga yang menjadi rujukan dan tempat bertanya segala hal para sahabat dan shahabiah, sepeninggal Rasulullah saw. Aisyah telah memberikan contoh bagi kaum ibu, dan bagi kita semua, untuk terus meningkatkan kapasitas diri menjadi mukmin yang berilmu, di mana Allah telah mengangkat tinggi derajat mukmin yang berilmu pengetahuan (yarfa’illahu ladzina aamanu minkum, walladziina uutul ilma darojat, QS al Mujadilah 11).
  5. Amar ma’ruf nahi munkar, berani mengingatkan, meski terhadap pemimpin. Hal ini seperti pernah dilakukan oleh Khaulah binti tsa’labah, ketika suatu kali memberikan nasihat kepada Umar bin Khattab, yang saat itu menjadi Khalifah. Saat para sahabatnya ingin menghentikan nasihat Khaulah, Umar menjawab. “Biarkan Khaulah melanjutkan bicara, dialah seorang perempuan yang telah didengar aduannya oleh Allah Swt (surat mujadilah), maka seorang Umar tentu lebih wajib untuk mendengar nasihat/perkataannya. Andaikan Khaulah tidak berhenti bicara sampai pagi, maka aku akan tetap mendengarkannya, sampai khaulah yang menghentikannya, kecuali jika datang panggilan shalat, maka aku akan menunaikan shalat dahulu, kemudian aku akan kembali mendengarkan perkataan Haulah”. Demikianlah, Khaulah sebagai orang ibu bagi anak-anaknya, sekaligus Khaulah mampu memerankan fungsi sebagai anggota masyarakat yang berani mengingatkan “pemimpin”.
Demikianlah, sejarah telah mengajarkan kita untuk mengambil peran. Tantangan untuk kita semua, untuk kaum ibu, agar bisa meraih kemuliaan di sisi Allah dengan peran-peran pentingnya. SELAMAT HARI IBU. SEMOGA KITA LAYAK MENDAPAT SYURGA. Wallahu a’lam bishawwab.
0 komentar

Hati-hati dengan Faham Jaringan Islam Liberal (JIL)

Orang JIL sangat senang bikin pernyataan kontroversial tentang syariat Islam, misalkan Nurkholis Majid yang menyatakan Iblis akan masuk surga karena tidak mau sujud kepada Adam, atau Ulil Abshar Abdala yang menyatakan semua agama itu sama, atau pernyataan kontroversial mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Bandung tahun 2003 silam yang menyebutkan Anjinghu Akbar dan lain sebagainya.

Teman saya juga ada yang mengirim pesan, bahwa dia akan mendirikan agama baru, nabi baru, dia kuliah di Universitas Islam di Cirebon, ada juga yang mencoba melempar opini, andai Muhammad turun di Bandung tentu tak akan berjenggot, tak akan ada jilbab, tak akan ada hukum potong tangan dan lain sebagainya. Mereka paling senang melempar pernyataan kontroversi seperti di atas. Jika kita beritahu mereka bahwa mereka sudah terasuki faham JIL, mereka mengelak, bahwa pernyataan mereka hanya untuk memancing orang untuk mengeluarkan pendapatnya. Supaya lebih bisa kritis berpikir.Tapi justru itu, kalau pernyataan-pernyataan yang mereka lontarkan untuk membangun Islam, kenapa seakan-akan mereka menyerang Islam? Menyerang syariat? Apakah mereka pikir agama ini adalah sebuah permainan? Padahal mereka tahu bahwa berandai-andai itu sungguh termasuk perbuatan syetan.

Itulah tabiat mereka, menyerang dan menjelek-jelekan agama sendiri. Kalau dikatakan mereka keliru, mereka bilang tidak menghargai pendapat orang lain, lho? Justru bukannya mereka yang mulai menyerang? Melempar statemen-statemen kontroversial tentang agamanya sendiri?

Dalam Islam justru Islam-lah yang paling menghargai pendapat dan perbedaan, tapi ketika perbedaan yang menyangkut Tauhid (dalam istilahnya Ushuludin) itu lain lagi ceritanya. Perbedaan itu bukan dalam hal yang telah ada nash Al-Quran dan Haditsnya. Ketika perbedaan menyangkut Tauhid dan Syariah itu lain lagi ceritanya. Yang ditolerir itu adalah perbedaan dalam Syariat (Fiqih). Ketika mereka mempermasalahkan hukum potong tangan misalnya, itu lain lagi ceritanya. Karena masalah Qishah itu telah ada dalam Al-Quran Haditsnya.

Pembaca yang budiman, di masa Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam masih hidup ada dua golongan musuh Islam yaitu orang kafir dan orang munafiq. Di antara kedua golongan ini orang-orang munafiq adalah yang paling berbahaya bagi ummat Islam, karena mereka mengaku Islam namun pada hakekatnya menghancurkan Islam dari dalam. Dan hal ini senantiasa terjadi di sepanjang jaman, begitu pula di jaman kita sekarang ini bahkan di negeri yang kita tinggali ini.

Alloh Ta’ala memerintahkan kepada Nabi dan orang-orang yang beriman supaya berjihad melawan orang-orang kafir dan munafiq. Alloh berfirman, “Wahai Nabi berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafiq dan bersikap keraslah pada mereka. Tempat mereka ialah neraka Jahannam. Dan itulah tempat kembali yang seburuk-buruknya.” (At Taubah : 73).

JIL mengganyang Islam Salah satu musuh yang kini tengah dihadapi ummat Islam adalah ajaran sesat yang dibawa oleh Jaringan Islam Liberal/JIL. Sehingga kerancuan yang mereka tebarkan perlu dibantah, apalagi orang-orang yang membawa pemikiran sesat ini adalah tokoh-tokoh yang digelari cendekiawan, kyai dan intelektual. Sebenarnya pernyataan mereka terlalu menyakitkan untuk ditulis dan disebarluaskan, namun demi tegaknya kebenaran maka dalam kesempatan ini akan kami bawakan beberapa contoh kesesatan pemikiran mereka yang dengannya pembaca akan mengetahui betapa rusaknya akidah Islam Liberal ini.

Orang JIL tidak paham tauhid Nurcholis Majid menafsirkan Laa ilaaha illalloh dengan arti tiada tuhan (t kecil) kecuali Tuhan (T besar). Padahal Rosululloh, para sahabat dan para ulama dari jaman ke jaman meyakini bahwa makna Laa ilaaha ilalloh adalah tiada sesembahan yang benar kecuali Alloh. Dalilnya adalah firman Alloh, “Demikian itulah kuasa Alloh Dialah sesembahan yang haq adapun sesembahan-sesembahan yang mereka seru selain Alloh adalah (sesembahan) yang batil..” (Al Hajj : 62). Nah satu contoh ini sebenarnya sudah cukup bagi kita untuk mengatakan bahwa ajaran JIL adalah sesat karena menyimpang dari petunjuk Rosululloh dan para sahabat. Walaupun dalam mempromosikan kesesatannya mereka menggunakan label Islam, tapi sesungguhnya Islam cuci tangan dari apa yang mereka katakan.

Orang JIL tidak paham kebenaran Ulil Abshar mengatakan bahwa semua agama sama, semuanya menuju jalan kebenaran, jadi Islam bukan yang paling benar katanya. Padahal Al Qur’an dan As Sunnah menegaskan bahwa Islamlah satu-satunya agama yang benar, yaitu Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam. Alloh Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya agama yang benar di sisi Alloh hanyalah Islam” (Ali Imron : 19). Nabi juga bersabda, “Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya. Tidaklah ada seorang pun yang mendengar kenabianku, baik Yahudi maupun Nasrani kemudian mati dalam keadaan tidak beriman dengan ajaran yang aku bawa kecuali pastilah dia termasuk di antara para penghuni neraka” (HR. Muslim). Kalau Alloh dan Rosul-Nya sudah menyatakan demikian, maka anda pun bisa menjawab apakah yang dikatakan Ulil ini kebenaran ataukah bukan?.

Orang JIL tidak paham Islam Para tokoh JIL menafsirkan Islam hanya sebagai sikap pasrah kepada Tuhan. Maksud mereka siapapun dia apapun agamanya selama dia pasrah kepada Tuhan maka dia adalah orang Islam. Allohu Akbar! Ini adalah jahil murokkab (bodoh kuadrat), sudah salah, merasa sok tahu lagi. Cobalah kita simak jawaban Nabi ketika Jibril bertanya tentang Islam. Beliau menjawab, “Islam itu adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq kecuali Alloh dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Alloh, engkau menegakkan sholat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Romadhon dan berhaji ke baitulloh jika engkau sanggup mengadakan perjalanan ke sana” (HR. Muslim). Siapakah yang lebih tahu tentang Islam; Nabi ataukah orang-orang JIL ?

Orang JIL menghina syari’at Islam Ulil Abshor mengatakan bahwa larangan kawin beda agama, dalam hal ini antara perempuan Islam dengan lelaki non-Islam sudah tidak relevan lagi. Padahal Alloh Ta’ala telah berfirman, “Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kalian agama kalian dan Aku telah cukupkan nikmat-Ku atas kalian dan Aku telah ridho Islam menjadi agama kalian” (Al Ma’idah : 3). Kalau Alloh yang maha tahu sudah menyatakan bahwa Islam sudah sempurna sedangkan Ulil mengatakan bahwa ada aturan Islam yang tidak relevan -tidak cocok dengan perkembangan jaman- maka kita justeru bertanya kepadanya : Siapakah yang lebih tahu, kamu ataukah Alloh?!.

Orang tidak tahu kok diikuti ? Demikianlah beberapa contoh kesesatan pemiiran JIL. Kita telah melihat bersama betapa bodohnya pemikiran semacam ini. Kalaulah makna tauhid, makna Islam adalah sebagaimana yang dikatakan oleh mereka (JIL) niscaya Abu Jahal, Abu Lahab dan orang-orang kafir Quraisy yang dimusuhi Nabi menjadi orang yang pertama-tama masuk Islam. Karena mereka meyakini bahwasanya Alloh-lah pencipta, pengatur, pemberi rizki, yang menghidupkan dan mematikan, yang mampu menyelamatkan mereka ketika tertimpa bencana, sehingga ketika mereka diombang-ambingkan oleh ombak lautan mereka mengikhlashkan do’a hanya kepada Alloh, memasrahkan urusan mereka kepada-Nya.

Namun dengan keyakinan semacam ini mereka tetap saja menolak ajakan Nabi untuk mengucapkan Laa ilaaha illalloh. Bahkan mereka memerangi Rosululloh, menyiksa para sahabat dan membunuh sebagian di antara mereka dengan cara yang amat keji. Inilah bukti bahwa orang-orang JIL benar-benar tidak paham Al Qur’an, tidak paham As Sunnah, bahkan tidak paham sejarah !!.

Himbauan Melalui tulisan ini kami menghimbau kepada segenap kaum muslimin agar menjauhi buletin, majalah, siaran TV atau radio yang digunakan oleh JIL dalam menyebarkan kesesatan mereka dan bagi yang memiliki kewenangan hendaklah memusnahkannya. Karena Alloh Ta’ala telah memerintahkan, “Wahai Nabi berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafiq dan bersikap keraslah pada mereka. Tempat mereka ialah neraka Jahannam. Dan itulah tempat kembali yang seburuk-buruknya.” (At Taubah : 73). Dan ketahuilah bahwasanya tidak ada yang bisa membentengi kaum muslimin dari kebinasaan kecuali dengan kembali berpegang dengan Al Qur’an dan As Sunnah serta pemahaman para salafush sholih (sahabat dan murid-murid mereka). Dan Rosululloh telah menegaskan bahwasanya ilmu itu hanya bisa diraih dengan cara belajar (lihat Fathul Bari). Semoga tulisan yang singkat ini bisa meruntuhkan kerancuan-kerancuan yang ditebarkan oleh musuh-musuh Alloh dan Rosul-Nya.

Imam Al Auza’i berpesan, “Wajib atas kalian mengikuti jejak salaf (para sahabat) walaupun banyak manusia yang menentangmu. Dan waspadalah dari pemikiran-pemikiran manusia meskipun mereka menghiasinya dengan perkataan-perkataan yang indah di hadapanmu”. Hanya kepada Alloh-lah kita memohon perlindungan. Wallohu a’lam.

Disarikan dari tulisan Abu Mushlih Ari Wahyudi
0 komentar

Mandi, Cara Menurunkan Demam… Ingin Tahu Khasiatnya?

Para Nabi dan Rasul adalah manusia mulia yang senantiasa menghidupkan waktu sepertiga malam sampai fajar. Untuk itu mereka adalah manusia yang paling sehat dibanding umatnya. Keteladanan ini diikuti para tabiin, tabiut tabiin dan salafush shalih. Mereka meraih kesehatan dengan banyak mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala, dan Insya Allah termasuk kebiasaan mandi dikala fajar.
Dr. Abdul Hamid Dayyat dan Universitas Kairo, Mesir menjelaskan maanfat kesehatan yang diperoleh orang dengan bangun pagi banyak sekali. Diantaranya, gas O3 di udara sangat melimpah saat fajar, kemudian berkurang sedikit demi sedikit, hingga habis ketika matahari terbenam.
Gas O3 mempunyai pengaruh yang positif pada urat saraf, mengaktifkan kerja otak dan tulang. Ketika seseorang menghirup udara fajar yang dinamakan udara pagi, dia merasakan kenikmatan dan kesegaran tiada taranya di waktu manapun, baik siang atau malam.
Fajar adalah periode waktu yang mendahului matahari terbit. Indikasinya yaitu adanya cahaya matahari yang lemah sementara matahari sendiri masih berada di bawah horizon. Beberapa definisi teknis dari fajar antara lain:
“Fajar astronomi” adalah periode waktu di mana langit tidak gelap total, secara format didefinisikan sebagai waktu di mana matahari berada 18 derajat di bawah horizon di waktu pagi.
“Fajar nautikal” adalah waktu di mana terdapat cukup cahaya matahari untuk membedakan antara horizon dan objek-objek yang berada di horizon, secara formal didefinisikan sebagai waktu di mana matahari berada pada 12 derajat di bawah horizon di pagi hari.
“Fajar sipil” adalah waktu di mana terdapat cukup cahaya matahari untuk membedakan objek-objek dan cukup cahaya matahari agar manusia dapat melakukan aktivitas luar rumah, secara formal didefinisikan sebagai waktu di mana matahari berada pada 6 derajat di bawah horizon di pagi hari. Fajar berbeda  dengan matahari terbit, yaitu waktu di mana sisi matahari mulai terlihat di atas horizon.
Sementara itu beberapa hasil penelitian, menyimpulkan sebaiknya seseorang  membiasakan mandi pagi dengan air dingin. Sebab, sedikitnya  ada 7 manfaat mandi pagi dengan air dingin:
Mandi pagi mampu melancarkan peredaran darah
Menurut hasil penelitian sebuah lembaga riset trombosit di Inggris, jika seseorang sering mandi pagi dengan air dingin, maka peredaran darahnya akan menjadi lebih lancar. Tubuh juga akan terasa lebih segar dan bugar. Hal ini tentu akan sangat berguna sebagai bekal kita untuk menjalani kegiatan sehari-hari.
Mandi dengan air dingin akan meningkatkan sel darah putih
Mandi dengan air dingin akan meningkatkan sel darah putih dalam tubuh. Bila sel darah putih dalam tubuh meningkat, maka daya tahan dan kemampuan tubuh dalam melawan virus pun akan semakin meningkat. Manfaat positifnya tubuh akan menjadi lebih prima dan tidak mudah sakit karena daya tahan tubuh selalu terjaga dengan baik.
Mandi dengan air dingin bisa menurunkan resiko darah tinggi
Mandi air dingin juga  menurunkan resiko timbulnya darah tinggi, varises dan mengerasnya pembuluh darah. Hal ini disebabkan karena mandi air dingin akan melancarkan seluruh sirkulasi darah ke organ-organ tubuh.
Mandi dengan air dingin dapat meningkatkan kesuburan
Mandi pagi dengan air dingin memiliki efek positif bagi kesehatan reproduksi manusia. Manfaatnya yaitu untuk meningkatkan produksi hormon testosteron pada pria dan hormon estrogen pada wanita, yang berpengaruh pada meningkatnya kesuburan dan gairah seksual.
Mandi pagi memperbaiki kesehatan jaringan tubuh
Kebiasaan mandi pagi dengan air dingin setiap hari berdampak positif juga pada kesehatan jaringan tubuh manusia. Dengan kebiasaan ini, jaringan kulit akan semakin membaik, kulit tidak kering dan menjadi lebih kenyal. Mandi dengan air dingin juga mampu mengurangi noda dan lingkaran hitam pada bagian bawah mata. Sehingga, kesegaran wajah akan semakin terpancar.
Sebaliknya bila mandi dengan air hangat, maka kulit lebih mudah keriput dan kurang kenyal. Selain itu, mandi dengan air dingin juga berdampak positif pada jaringan kuku. Kuku pun akan menjadi lebih sehat, kuat dan tidak mudah retak.
Mandi pagi dengan air dingin dapat membuat rambut lebih sehat
Apa sih yang terjadi pada rambut bila dibilas dengan air dingin? Ternyata air dingin bisa menutupi kutikula rambut, sehingga mampu mengurangi kerontokan. Rambut pun akan lebih terlindungi dari kotoran-kotoran yang biasanya menempel pada kulit kepala. Dengan demikian rambut akan menjadi lebih sehat dan kuat.
Mandi air dingin berkhasiat meredakan depresi
Mandi pagi dengan air dingin juga  menjadikan jiwa dan pikiran lebih tenang dan memberikan semangat menjalani aktifitas sehari-hari.   (tb/berbagaisumber)

(Ulasan selengkapnya mengenai terapi mandi dapat dibaca di Tabloid Bekam Edisi 6/Mandi Cara Cepat Redakan Demam)
0 komentar

Mujahid itu Berawal Dari Remaja…


Abdurrahman bin Auf didatangi dua orang remaja dari kaum anshar, yaitu Muaz bin Amr Al-jamuh, 14 tahun dan Muawwiz bin Afra berumur 13 tahun. Kedua duanya bersenjatakan pedang. Tentara Quraisy seolah olah tidak menghiraukan kehadiran dua remaja itu karena menganggap kedua duanya tidak berbahaya. Mereka lebih memilih Abdurrahman bin Auf agar ditawan hidup hidup untuk dijadikan tebusan karena dia terkenal sebagai saudagar yang kaya.
Dalam kondisi kerusuhan pertempuran, Abdurrahman bin Auf berteriak ,” Wahai anak, kamu masih terlalu muda untuk terlibat di peperangan ini, sebaiknya engkau menjauhlah dari tempat ini.”
“Kami mendapat izin daripada ibu dan ayah kami bagi menyertai pasukan Muhammad,” teriak Muaz.
“Saya datang kesini hanya untuk  membunuh Abu Jahal. Tunjukkan dimana dia?” Kata Muawwiz dengan penuh semangat.
Pada mulanya Abdurrahman bin Auf tidak menghiraukan kata kata dua remaja itu, tetapi Muaz dan Muawwiz terus mendesaknya supaya menunjukkan dimana Abu Jahal maka akhirnya Abdurrahman terpaksa menyetujuinya.
“ Paman akan tunjukkan kepada kamu dimana Abu Jahal, boleh tahu apa yang akan kamu lakukan apabila berjumpa dengannya? Tanya Abdurrahman bin Auf pula.
“Ibu saya berpesan jangan pulang ke rumah selagi kepala Abu Jahal tidak diceraikan dari badannya,” jawab Muaz bersungguh sungguh.
“Abu Jahal menghina serta menyakiti Rasulullah, saya ingin membunuhnya,” kata Muawwiz pula.
Abdurrahman bin Auf tersenyum mendengar kata kata dari dua orang remaja yang berani itu. Dia berjanji akan menunjukkan Abu Jahal apabila berjumpa. Tiba tiba seorang tentara quraisy menyerang Abdurrahman bin auf  dari belakang. Muaz dan Muawwiz yang melihat kejadian itu segera bertindak melindunginya. Muaz dengan cepat menebas kaki tentara Quraisy menyebabkan dia tersungkur dan Muawwaiz pula menikamnya hingga mati.  Melihat itu Abdurrahman bin Auf berasa kagum dengan kehidupan dua remaja itu.
“Tunjukkan kepada kami di mana Abu Jahal,” kata Muaz seolah-olah tidak sabar  lagi hendak bertemu dengan ketua pasukan Quraisy itu.
Tiba tiba Abdurrahman bin Auf melihat Abu Jahal sedang berada dibawah sepohon kayu  yang rindang. Dia menunggang kuda sambil berteriak memberi kata kata semangat kepada pasukannya agar terus berjuang.
Itulah lelaki yang kamu cari. Tetapi kamu haruslah berhati hati karena dia juga seorang perwira Quraisy” kata Abdurrahman bin Auf
“terima kasih paman. Saya akan dapatkan dia sekarang,” ujar Muaz sambil berlari ke arah Abu Jahal.
“Saya akan membantunya membunuh lelaki yang memusuhi Allah dan RasulNya itu,” kata Muawwiz juga.
“Berhati hati karena dia dilindungi oleh pasukan Quraisy,” pesan Abdurrahman bin Auf. Dia sendiri tidak dapat membantu karena sedang berhadapan dengan tentara Quraisy yang menyerangnya.
Muaz dan Muawwiz terus berlari ke arah Abu Jahal yang masih berada di atas kudanya , mereka berlari tanpa menghiraukan keselamatan mereka. Ketika itu Abu Jahal  tidak menyadari kedatangan dua remaja tersebut. Muaz tiba lebih dahulu , dia tidak mencapai menebas kaki abu Jahal, maka yang ia tebas adalah kaki kanan kuda yang dinaiki Abu Jahal, seketika kuda tersebut jatuh tersungkur, Abu Jahal pun tersungkur. Dia marah sekali sambil menahan sakitnya akibat jatuh dari kuda, Abu Jahal mencoba bangun tetapi dengan cepat Muaz menebas kaki kanan Abu Jahal hingga putus. Muawwiz yang menyusul memukul pula kepala Abu Jahal hingga dia teramat sakit.
Ikramah anak Abu Jahal yang turut berada di situ segera menolong dan melindungi bapaknya, dia menyerang balik Muaz dan  menebas tangan kiri remaja itu hingga hampir putus, Muaz terjerembab. Muaz berusaha lari dan dibiarkan oleh ikrimah karena dia melihat Muawwiz hendak membunuh bapaknya. Maka terjadi pertarungan seorang dewasa matang dalam pertempuran yaitu Ikramah dengan Muawwiz  yang masih berumur 13 tahun, karena tidak seimbang akhirnya Muawwiz gugur sebagai syahid.
Muaz selepas berhasil menjauhi Ikramah yang mengejarnya, ia terus berlari menuju Rasulullah, tapi pelariannya terganggu karena tangan kirinya yang terkulai karena hampir putus. Muaz akhirnya berhenti lalu mengambil keputusan untuk memutuskan tangannya yang terkulai itu lalu berkata, “ wahai tangan, kamu mengganggu perjalananku untuk bertemu Rasulullah.
Tanpa menghiraukan kesakitannya Muaz terus berlari hingga bertemu Rasulullah, kemudian Muaz memeluk Rasulullah.
“Wahai Rasulullah, saya dan Muawwiz berhasil membuat Abu Jahal cedera, tetapi dia masih hidup karena kami di serang oleh anaknya bernama Ikramah dan beberapa pasukan Quraisy.” Beritahu Muaz lalu menunjukkan posisi mana Abu Jahal sedang berada.
Nabi Muhammad memanggil Abdullah Ibnu Mas’ud yang berada di situ karena gilirannya mengawal Rasulullah , Beliau lalu menyuruh Ibnu Masud mencari Abu Jahal berada.
“ Wahai Ibnu Masud, anak ini mengatakan dia telah membuat Abu Jahal terluka, pergilah dan lihatlah dia disana,” kata Rasulullah.
Abdullah ibnu Mas’ud segera pergi mencari Abu Jahal, didapatinya pimpinan Quraisy itu terluka parah tetapi masih hidup. Tanpa rasa belas kasihan Abdullah bin Mas’ud menekan leher Abu Jahal sambil berkata,” Wahai musuh Allah dan musuh RasulNya, pada hari ini Allah menghinakanmu.”
“Dengan apa Allah menghina aku? Apakah karena aku mati ditangan engkau? Tanya Abu Jahal yang masih menunjukkan kesombongannya.
Abdullah ibnu Mas’ud mengangkat pedang hendak memenggal kepala Abu Jahal, tetapi Abu Jahal berujar,” sebelum engkau membunuh aku, beritahu dahulu pihak mana yang memenangi pertempuran ini, milik siapakah kemenangan hari ini?”
“Pasukan Quraisy kalah, kemenangan itu milik Allah dan RasulNya,” Jawab Abdullah bin Mas’ud.
“Anda bohong wahai pengembala kambing !” kata Abu Jahal, dia masih menunjukkan angkuhnya walau situasi sedang kritis.
Tanpa ada sela waktu, pedang Abdullah bin Mas’ud menebas kepala Abu Jahal
Berita terbunuhnya Abu Jahal dengan cepat disampaikan kepada pasukan Islam, mereka menjadi semakin membara dan semangat, tetapi dipihak lain berita kematian itu meluluhkan semangat pasukan Quraisy….
Rasul mendengar berita kematian Abu Jahal dari Abdullah bin Mas’ud, beliau mengatakan ,” Wallahi, Laa ilaha illaLLah , Laa ilaha illaLLah, Laa ilaha illaLLah, Allahu Akbar, AlhamduliLLah , Dia yang memenuhi janjiNya dengan menolong hambaNya dan mengalahkan musuhNya.”
Begitulah kematian musuh Allah, secara fisik dan kemegahan saat itu Abu Jahal termasuk manusia yang dihormati kaumnya, punya posis tinggi, tapi Allah menghinakannya, dimulai dengan serangan dua orang remaja dibawah umur, segala kekuatannya tumbang atas izin Allah, sebuah bukti hanyalah dengan kekuatan iman dan jihad lah yang dapat mengalahkan kekuatan kekuatan musrik dan musuh Islam dari dulu hingga sekarang…
Ya Allah kuatkanlah Islam dengan generasi yang Engkau ridhoi, dan munculkanlah kekuatan Islam dari munculnya pemuda pemuda muslim belia seperti Muaz bin Amr Al-jamuh, dan Muawwiz bin Afra…
0 komentar

Mereka Tidak Mundur dari Perjuangan


(Kisah Syahidnya Tiga Panglima perang Mu’tah)
Bangunan Islam tegak pertama  kali melalui usaha Rasul yang mulia, dimulai dengan masuknya manusia pilihan  ke dalam dinul Islam satu demi satu, lalu mereka dihadapkan hidup di atas panasnya bara ujian dan di atas situasi yang sangat sulit. Dihadapannya batu penggiling yang menggiling dan melumat urat syaraf, dalam hidup dan nafas mereka. Mereka hidup di atas penderitaan dan kesulitan. Melalui situasi seperti inilah tergembleng mental elemen elemen pertama yang kuat yang menjadi penopang bagi tegaknya bangunan Islam yang pertama
Rasul sebagai pemimpin dakwah tegak berdiri menyeru manusia agar meyakini tauhid, tauhid dengan segala jenisnya. Dia mendidik dan menggembleng para pengikutnya  bukan dengan cara teori dan kajian belaka, tapi mendidik dan menggembleng mereka meyakini prinsip tauhid secara amal melalui berbagai kejadian dan peristiwa. Dimana kejadian dan peristiwa yang mereka hadapi itulah yang menjadi ajang  untuk membuktikan keyakinan mereka terhadap prinsip tauhid.  Tak mungkin bagi generasi pertama yang menjadi sentral berhimpunnya umat Islam, diberi kekuasaan di atas dunia jika tidak  di gembleng lebih dulu dengan berbagai kesulitan, ujian dan cobaan. Oleh karena itu, ketika Imam As Syafi’i ditanya , “mana yang lebih layak bagi seorang hamba diberi kekuasaaan atau diuji?” maka beliau menjawab, “tidak akan mungkin dia diberi kekuasaan hingga dia diuji lebih dahulu.”

Cobaan, kemiskinan, kesengsaraan pun menghampiri dan menghimpit dada golongan muslim dan pemimpinnya, Muhammad SAW , sehingga hati mereka naik menyesak sampai ke tenggorokan, sampai sampai Rasul SAW yang begitu tegar pun berkata , “Bilakah pertolongan Allah tiba?”
Ya Allah, cobaan cobaan demikian berat itu sampai mendorong nabi SAW berkata , “Kapankah pertolongan Allah itu tiba?” … bagaimana dengan kita…?

Begitulah kondisi pengemblengan Rasulullah dengan para sahabatnya, banyak kisah yang dapat diambil ibrahnya, guna membekali keimanan yang harus kita jaga sebaik mungkin di akhir zaman ini.

Pernah tercatat dalam sejarah layaknya sebuah dongeng kepahlawanan, tapi kisah ini benar benar terjadi. Ditunjukkan bagaimana hasilnya pembinaan berdampak akan kuatnya iman dan tauhid bersamaan dengan gemblengan akidah melalui amal perjuangan. Teguhnya keyakinan Tauhid yang terangkat oleh amal soleh menuju Rabb nya untuk menjawab ujian dan godaan syetan  yang mereka alami.  Kisah ini tercatat dalam sejarah perang mu’tah.


Saat itu Rasulullah SAW telah mengirimkan pasukannya ke Mu’tah dibawah komando Zaid bin Haritsah. Pesan beliau bila dia gugur hendaklah digantikan oleh Jafar bin Abu Thalib, dan kalau ia gugur maka diambil alih oleh Abdullah bin Rawahah, pasukan ketika itu berjumlah 3.000 orang, dan pasukan romawi kala itu berkisar 100.000 prajurit , suatu jumlah yang tak berimbang. Suatu jumlah secara matematis pastilah pasukan kaum muslimin akan hancur luluh lantak  , bayangkan 1:33 , berarti kalaupun pertempuran dianggap imbang/seri berarti setiap prajurit mukmin yang terbunuh atau tidak terbunuh haruslah bisa membunuh 33 orang musuh !!!

Ketika tiba saat pelepasan pasukan untuk berangkat, salah satu dari ketiga panglima tersebut meneteskan air matanya sehingga orang orang bertanya,”mengapa engkau menangis, ya Abdullah bin Rawahah?”

Dia menjawab,” Demi Allah, aku meneteskan air mata bukan karena cintaku pada dunia dan bukan pula karena berat berpisah dengan kalian, melainkan karena aku telah mendengar Rasulullah membaca firman Allah tentang api neraka :

“Dan tak seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan “ (Maryam : 71)

Sedangkan aku tak tahu bagaimana nanti setelah aku melaluinya.”

Orang sekitarnya berkata,”Allah beserta kalian dan akan mengembalikan kalian dalam keadaan baik.”

Rasulullah sendiri membayangkan perang yang akan dihadapi akan menjadi luar biasa dasyat, karena itu beliau sendiri mengantarkan pasukannya hingga sejauh mungkin , seolah olah beliau hantarkan pasukan yang tak pernah kembali lagi dengan beliau, mengantarkan sesuatu yang akan terpisah di alam dunia, beliau antarkan sampai ke area Taniyah Al Wada…

Beberapa hari kemudian, ketika pasukan ini tiba di suatu dusun bernama Ma’an, mereka mendengar berita bahwa pasukan romawi telah berada di Ma’ab di daerah Al Balqa dengan 100.000 prajurit.

Mendengar itu semua, ada ketakutan dan keraguan di antara pasukan, sehingga pasukan  muslimin memaksa tinggal selama dua malam di Ma’an  , waktu persiapan tersebut digunakan untuk menyusun dan memikirkan langkah strategi  selanjutnya, karena lawan yang dihadapi sangat besar dan tangguh dalam jumlah dan peralatan perangnya.

Hingga diantara mereka ada yang mengusulkan, ”kita laporkan saja kepada Rasulullah SAW agar dikirimkan bantuan atau diturunkan perintah untuk kita laksanakan,”

Tapi melihat kondisi adanya indikasi keraguan akan kekuatan pasukan muslimin, berdirilah Abdullah bin Rawahah membangkitkan semangat pasukan , dan ia berujar ,

“Wahai kaumku, demi Allah , sesuatu yang tidak kalian senangi tapi saat ini kalian keluar untuknya hanyalah untuk mati syahid. Kita memerangi musuh bukan berdasarkan jumlah prajurit atau kekuatan senjata, kita tidak berperang kecuali demi agama , yang dengan ini Allah melimpahkan karuniaNya kepada kita. Oleh karena itu, mari kita hadapi mereka bersama sama. Perang ini akan memberi kita satu dari dua kebaikan, kemenangan atau kematian sebagai syuhada.”

Seruan Abdullah berhasil membakar semangat para prajurit muslim. Mereka berkata satu sama lain, ”Abdullah bin Rawahah benar.”

Maka mereka pun terus bergerak maju cepat diringi syair syair perjuangan yang dibacakan Abdullah bin Rawahah dengan lantang dan jelas , hingga hilanglah rasa takut akan banyaknya serdadu musuh yang akan dihadapi.

Tibalah di daerah Balqa di desa Masarif, mereka berjumpa dengan pasukan Heraklius yang terdiri dari gabungan orang orang Arab dan Romawi. Ketika musuh makin dekat, pasukan muslimin bergeser ke Mut’ah, sebuah desa yang dipandang lebih sesuai untuk menyusun strategi serangan. Dari sini pasukan muslimin bergegas mengatur barisan pasukannya. Pasukan sayap kanan dipimpin oleh Qutbah bin Qatadah, seorang dari Bani Udzrah. Sayap kiri di bawah komando seorang Anshar bernama Abayah bin Malik.

Menurut riwayat Bukhari dari Anas bin Malik, Rasulullah telah mengetahui bahwa para panglima yang ditunjuknya syahid sebelum berita mengenai itu tiba di Madinah. Beliau sangat berduka karenanya dan dikisahkannya kepada segenap muslimin madinah.


Ketika perang pecah di Mu’tah, Rasulullah sedang duduk di mimbar. Sementara mata beliau sembab tergenang air mata. Tergambar di mata beliau pertempuran sengit di Syam itu rupanya, sehingga beliau berkata,

“ Zaid sedang membawa panji panji kemudian setan datang merayunya agar cinta dunia dan takut mati. Dia memarahi dirinya,”sekarang, saat datang ujian atas iman, engkau hendak menyukai dunia?! Lalu ia maju bertempur dengan ganas sampai menemui ajalnya.

Rasulullah kemudian melakukan sholat ghaib untuk Zaid, setelah itu beliau melanjutkan ceritanya,

“beristighfarlah untuknya. Dia telah masuk surga sebagai syuhada.

Gemuruh takbir dari para sahabat ….Allahu Akbar……!!!

Kini panji panji dipegang oleh Jafar bin Abu Thalib, setan kembali menggoda dengan cinta dunia, senang hidup, dan benci mati, lalu dia berkata,”sekarang di saat iman diuji di hati mukminin, engkau datang pula merayu rayu!” dia maju sampai gugur sebagai syuhada.

Rasulullah melakukan sholat ghaib baginya dan berkata, “Doakanlah saudaramu ini, dia masuk surga dengan sepasang sayap.”

Kembali gemuruh takbir dari sahabat…Allahu Akbar…!!!

Beliau melanjutkan , “Panji panji itu sekarang beralih ke tangan Abdullah bin Rawahah. Dia pun akhirnya gugur, lalu pergi ke surga dengan mundur.” Golongan Anshar cemas mendengar itu dan bertanya, “Mengapa demikian , ya Rasulullah?

“pada saat dia cedera, ia menyalahkan dirinya dan sempat putus asa. Tapi kemudian semangat juangnya kembali berkobar dan berjuang sampai syahid dan masuk surga.”

Kembali gemuruh takbir dari para sahabat…Allahu Akbar…!!!

ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR  gemuruh menyambut kabar syahidnya para sahabat , saudara mereka sesama muslim memasuki surga tanpa hisab…. Suatu gambaran yang indah dan penuh haru, karena  para sahabat yang saat itu hadir didepan mimbar tersebut rindu sekali dan ingin sekali meraih surga seperti ketiga panglima perang yang dikabarkan oleh Rasul tercintanya.

Terukir pula dalam sejarah, syair Abdullah bin Rawahah menjelang syahidnya :

“ Aku bersumpah, Wahai jiwaku
Masuklah engkau, masuklah ke medan perang
Atau kupaksakan padamu
Bila semua orang telah berbaris berteriak , MAJU…!
Mengapa masih juga membenci surga?
Sudah lama hidupmu dalam ketenangan
Engkau tidaklah lebih dari setetes mani tua.”

Akhirnya diapun maju seraya berkata :

“Jiwa, oh jiwa
kalaupun tak terbunuh disini
dirimu pasti kan mati
inilah jalan keabadian paling sempurna
saat dinanti telah tiba
lakukanlah seperti keduanya (Zaid Bin Haritsah dan Jafar Abu Thalib yang telah syahid lebih dulu)
engkau tentu bahagia

Ketika hendak ia memulai serangan, seorang sepupunya mendekat sambil menyodorkan sepotong daging bakar seraya berucap,”makanlah ini agar lebih kuat.” Di cuwilnya sedikit,  ketika kemudian telinganya mendengar gemuruh pertempuran di sekitarnya, dia tersadar dan memarahi dirinya sendiri,”engkau masih di dunia!” segera dicampakkannya daging di tangannya dan tanpa menunda nunda lagi, ia  turun ke medan perang, bercampur dengan pedang berkelebat kesana kemari berkilauan tertimpa sinar mentari sampai syahidlah ia menyusul sahabat sahabatnya.

……..

Begitulah bila iman sudah meresap di dalam hati mereka, yang dihadapan mereka hanya indahnya surga, walau mereka masih didunia. Segala godaan dan ujian dunia mereka hempaskan, mereka buang jauh jauh godaan tersebut. Mereka tidak menimbang faktor dunia sebagai penentu langkah perjuangannya, dan mereka tidak mundur dan tidak berbalik melihat jumlah pasukan yang tidak imbang, atau bahkan karena disebabkan kurangnya dan habisnya logistik, mereka tidak lari kebelakang,  mereka tidak memikirkan kepentingan pribadi mereka sendiri, mereka bersatu kala ancaman datang kepada mereka. Mereka hanya ada satu harapan yaitu mereka ingin masuk surga.

Semoga kita semua yang telah mengaku ingin berjuang untuk Islam tidak terbuai dengan banyaknya dunia yang kita miliki  sehingga tujuan dakwah menjadi menyimpang atau sebaliknya merasa lemah karena kurangnya atau habisnya logistik perjuangan sehingga meninggalkan jalan dakwah…Semoga Allah berikan ketegaran dan kesabaran dalam menjalani pahit manisnya jalan dakwah ini yang penuh liku dan mengikuti jejak para Nabi, para sahabat, dan para mujahid dakwah hingga akhir zaman  menuju surgaNya Allah… Aamiin


(MM/Ref : Ibnu Hisham/manhaj Haraki)
0 komentar
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Media Dakwah Kampus - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger